Jumat, 23 Januari 2009

AGAR DOA DIKABULKAN

MASJID AL FALAAH TAMAN YASMIN VI

PENGAJIAN TANGGAL 3 Oktober 2007 

AGAR DOA DIKABULKAN (3) 

Ustadz :  Sambo 

Pada kajian yang lalu kita telah membahas hati yang ragu atau tidak yakin dalam berdoa.  Kalau hati tidak yakin, maka pikiran menjadi tidak semangat, tubuh menjadi lemas, akhirnya usaha menjadi minimal.  Karena usahanya minimal, maka ujungnya adalah usaha yang gagal atau doa menjadi tidak terkabul.  Dengan demikian doa tidak terkabul itu permasalahannya ada pada hati yang tidak yakin.  Sebaliknya, kalau ingin agar doa dikabulkan, maka hati ini harus yakin.  Kalau hati yakin, maka pikiran menjadi semangat, tubuh menjadi lebih kuat, dan usaha akan maksimal. Pada kajian kali ini, kita akan membahas bagaimana membangkitkan hati agar yakin sehingga doa kita dikabulkan.  Ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:

Ud’ullaaha wa antum muqiimuuna bil ’ijabah,

berdoalah kepada Allah sedangkan hati kamu yakin dikabulkan,

innallaaha laa yaqbalu du’a biqalbin ghaafilin wa laaim,

karena sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa hati yang lalai dan main-main. 

Doa akan dikabulkan kalau hatinya yakin, dan tidak akan dikabulkan kalau hatinya lalai dan main-main, ragu, tidak yakin.  Bagaimana membangkitkan agar hati ini yakin dalam doa? 

1. Gaungkan dalam hati bahwa Allah Pengabul doa

Ketika sedang berdoa maupun setelah berdoa, tanamkan atau gaungkan di hati bahwa Allah Maha Pengabul Doa.  Gaungkan pula dalam hati bahwa Allah Maha Baik, tidak pernah berbuat dzolim terhadap hambaNya.  Allah tidak pernah ingkar janji.  Apa janji Allah?  Setiap doa pasti dikabulkan.  Karena Allah Maha Baik, tidak ada alasan Allah tidak mengabulkan doa kita. Gaungkan pula di dalam hati bahwa tidak ada yang mustahil di tangan Allah, karena Allah Maha Kuasa dalam mengabulkan doa.  Seberat apa pun permasalahan yang di hadapi hamba, bagi Allah itu adalah kecil; tidak ada yang mustahil.  ”Ya Allah, Engkau pasti mengabulkan doaku”, itu yang digaung-gaungkan, ”Karena Engkau Maha Baik, tidak pernah dzalim terhadap hambaMu”.  Ini yang membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam berdoa.   Selama ini mengapa dalam berdoa kita kurang bersemangat?  Karena dalam hatinya, ”Sepertinya Allah tidak mengbulkan doaku…”. Kalau seperti itu, hati menjadi lemas, tidak bersemangat. Kalau kita sering mengalami keajaiban-keajaiban, maka itu makin bagus, menambah keyakinan kita dalam berdoa.  Tetapi kalau semua yang terjadi dianggap biasa saja, dianggap serba kebetulan, keyakinan kita makin berkurang. Makin banyak kejadian yang ajaib (unexpected), makin dahsyat doa kita.  Menggaungkan hal-hal seperti ini membutuhkan konsistensi, terus menerus; sampai menghunjam di dalam hati.  Kalau sudah menghunjam di dalam hati, doa itu akan meyakinkan dan akan dikabulkan. 

2.  Berulang-ulang

Doa itu harus dilakukan berulang-ulang, jangan bosan.  Ulang-ulang doa itu sampai dikabulkan. Kalau kita sudah mulai bosan, doa tidak akan dikabulkan.  Artinya berulang-ulang adalah bahwa doa yang sama diucapkan beberapa kali, tidak boleh bosan; jangan beralih ke doa yang lain sebelum doa ini dikabulkan. Yang sering terjadi adalah doa yang satu belum dikabulkan, sudah minta doa yang lain lagi.  Ulang-ulang terus sampai dikabulkan doa itu.  Dengan begitu hati menjadi mantap. Keyakinan doa itu ibarat tangga, bertingkat-tingkat sampai ujungnya adalah pengabulan doa.  Setiap tingkatan menunjukkan tingkat keyakinan doa, sampai puncaknya adalah keyakinan penuh 100%.  Kalau keyakinannya sudah 100%, doa itu yakin dikabulkan; tetapi kalau masih di tangga bawah, berarti belum yakin; perlu terus ditingkatkan dengan berulang-ulang agar hati mantap.  Ciri hati yang mantap adalah tangan bergetar, suara bergetar.  Doa Nabi ketika perang Badar sampai bergetar tangannya, sampai-sampai sorabannya jatuh, sampai Nabi pun mengucapkan doa, ”Ya Allah, kalau kami hari kalah dalam perang ini, maka tidak akan ada yang menyembah Engkau di muka bumi ini”.  Bergetar tangan dan suara doa Nabi, sehingga doanya terkabul.  Jadi, doa itu lakukan berulang-ulang sampai dikabulkan.  Kalau sudah sampai pada tingkatan bergetar itu, kalau yang diminta adalah sesuatu yang mustahil, maka yang muncul adalah keajaiban.  Dalam bahasa agama itu dinamakan karomah, maunah, mu’jizat.  Lakukan berulang-ulang, kalau 1000 kali belum dikabulkan, buat 2000 kali, belum dikabulkan juga, lakukan 3000 kali; terus begitu.   Yang sering terjadi adalah baru 50% keyakinannya, sudah turun lagi, atau minta doa yang lain.  Berarti doa itu mulai dari nol lagi, sama seperti permainan ular tangga, sudah sampai tengah-tengah tiba-tiba bisa turun lagi mulai dari nol lagi.  Kalau doa itu sudah dikabulkan, baru beralih ke doa yang lain.  Firman Allah:

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 

Yang sering terjadi adalah doa yang satu belum dikabulkan, sudha beralih ke doa yang lain.  Ibarat kuliah baru tingkat satu, pindah lagi ke universitas yang lain.  Kuliah pada 10 universitas tetapi semuanya tingkat satu terus, tidak akan pernah lulus.  Kalau ia tekun pada universitas tertentu, waktu 10 tahun itu bisa mencapai gelar Doktor. 

3.  Doa itu harus fokus dan jelas

Doa itu harus fokus, artinya yang diminta adalah jelas, tidak mengambang.  Mengapa kadang-kadang doa kita tidak yakin?  Karena doa kita sifatnya mengambang: “Terserah Allah saja”, jangan seperti itu.  Mintalah yang jelas tentang kebaikan.  Doa itu harus jelas, artinya kalimatnya tidak mengambang.  Misalnya, ”Ya Allah berilah aku rejeki”, itu adalah doa yang mengambang.  Minta yang fokus dan jelas: ”Ya Allah, kontrakanku sudah habis, berilah aku rejeki untuk bisa membayar kontrakan ini”.  Mintalah masalah kita secara fokus dan jelas, supaya kita bertambah yakin.  Yang kedua, kalau doa itu terkabul, kita bisa dengan mudah mengevaluasinya doa kita itu: sudah terkabul atau belum.  Kalau doa kita tidak jelas, kita sulit untuk mengetahui apakah sudah dikabulkan atau belum doa kita. Misalnya berdoa, ”Ya Allah berilah aku rejeki”, lalu besoknya mendapat Rp. 2000,-, itu rejeki juga; tetapi yang seperti ini sering dianggap tidak dikabulkan. Mintanya yang jelas: ”Ya Allah, kontrakanku belum dibayar”, mudah untuk mengevaluasinya. Kalau hanya minta rejeki, diberi Rp. 5000,- sering kali protes, padahal mintanya rejeki Mengapa doa orang yang didzalimi itu makbul?  Karena doanya itu dengan penuh keyakinan, dan jelas permintaannya.  Makanya kita harus berhati-hati terhadap doanya orang yang didzalimi.  Orang yang didzalimiitu permintaannya jelas dan fokus.  Agar doa kita fokus, makanya permintaannya jangan banyak-banyak, kalau bisa satu atau dua hal saja; kecuali untuk urusan akhirat maka mintanya yang banyak-banyak.  Ini dilakukan agar target yang dituju jelas. 

4.  Lawan gangguan syaitan

Kalau ada gangguan syaitan, lawan!  Syaitan itu sering menggoda kita, ”Itu tidak benar, Tuhan masa’ mengabulkan doamu yang seperti itu?”.  Ini harus dilawan, fight!  Gaungkan bahwa Allah Maha Baik.  Bisa jadi syaitannya berupa manusia, ”Ya, saya tahu siapa kamu, pasti gagal, sedangkan ustadz saja berdoa tidak dikabulkan apalagi kamu!”.  Yang seperti ini bisa berpengaruh kepada kita, maka lawan!  Pengalaman orang lain bisa menjadikan diri kita tidak yakindatas doa kita. 

5.  Mulailah berdoa dari yang kecil-kecil

Kita berdoa biasanya minta yang besar-besat.  Coba mulai dari yang kecil-kecil.  Kalau yang kecil-kecil itu dikabulkan, maka itu akan menambah keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan pula yang besar-besar.  Catat pengalaman keajaiban yang kecil-kecil.  Misalnya, biasanya  jalanan macet, berdoa agar tidak macet; ternyata dikabulkan bahwa jalannya tidak macet.  Itu bukan suatu kebetulan, tetapi doa kita yang terkabul.  Atau pada waktu mau parkir, berdoa mudah-mudahan dapa parkir; tiba-tiba ada mobil yang keluar, kita bisa masuk parkir di situ.  Itu pun bukan kebetulan; tidak ada kebetulan itu, yang ada adalah doa yang dikabul.  Catat kejadian-kejadian seperti itu. Kita sering berdoanya kurang yakin sehingga tidak dikabulkan, karena yang kita minta yang besar-besar, yang kecil-kecil jarang kita mintakan hanya mengandalkan usaha sendiri.  Kita sering berpikir, ”Ah, masa’ seperti itu saja minta kepada Allah?”, padahal yang kecil-kecil pun minta kepada Allah.  ”Ya Allah, alangkah enaknya buka puasa ini dengan kolak”, minta ini kepada Allah.  Tiba-tiba ada yang megirim kolak, maka itu bukan kebetulan, tidak ada istilah kebetulan. Kalau yang kecil-kecil sering dikabulkan, ini akan akan menambah keyakinan, ternyata Allah Maha Mengabulkan doa.  Ketika naik pesawat, minta doa selamat, tetapi begitu tiba dengan selamat, biasanya lupa atas dikabulkannya doa itu.  Padahal Allah telah mangabulkan kita selamat, ini penyakit.  Makanya setiap doa kita dikabulkan, ucapkan hamdalllah.  

6.  Tulis setiap pengalaman spiritual

Tulislah semua kejadian dikabulkannya doa, meskipun kecil-kecil.  Ini adalah pemahaman surat Adh Dhuhaa: Dan terhadap ni’mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Dalam hidup ini sering kali yang teringat terus adalah yang pahit-pahit, sedang yang enak-enak tidak teringat.  Mulai sekarang ganti, tulis kejadian yang enak-enak, ingat-ingat.  Kalau sudah banyak pengalaman, ketika menghadapi masalah, buka catatan kebaikan-kebaikan itu.  Kalau kita sering mengingat kenikmatan Allah, maka keyakinan kita akan meningkat: ternyata Allah itu Maha Baik.  Nabi menyatakan bahwa orang yang tidak bisa bersyukur terhadap yang kecil-kecil, tidak akan mungkin bisa bersyukur terhadap yang besar-besar.  Kalau yang kecil saja tidak disyukuri, bagaimana Allah memberikan kenikmatan yang besar? 

7.  Perhatikan amal-amal yang lain

Apa saja amal-amal yang lain selain doa?  Shalat, infaq, hati yang kaya (ghina), sabar, taubat, syukur, dan minta doa orang lain.  Kita jarang minta doa kepada orang lain, kalau pun minta itu sifatnya basa-basi.  Mintalah doa kepada orang tua, anak, isteri, suami, atau orang-orang yang kita bantu.  Nabi menyuruh kita untuk memperbanyak minta doa kepada orang lain, karena kita tidak tahun dari mulut siapa doa itu dikabulkan.  Hanya saja kalau sudah berdoa jangan ngomong bahwa telah mendoakannya, doanya bisa jadi batal.  Doa yang makbul itu jangan memberi tahu orang yang didoakan.  Bisa jadi, doa yang dikabulkan itu karena doa orang lain, sehingga kita terus berpreasangka baik dengan orang lain, kalau dapat akhirnya menjadi tidak sombong.  Kalau itu merasa doanya sendiri, bisa menjadikan sombong, akhirnya doanya tidak dikabulkan lagi.  Atau bisa jadi doa kita baru 50%, tetapi karena ada amalan lain atau doa orang lain, maka doa kita ”didorong”, sehingga dikabulkan.  Atau sebaliknya, doa kita sudah mendekat 100%, tetapi doa orang lain lebih makbul daripada doa kita yang kita dzalimi, maka doa kita tidak terkabul. Tulislah apa yang diminta, kapan dimintanya, dan kapan doa itu dikabulkan.  Nanti lihat rentang waktu permintaan dan dikabulkannya, makin pendek makin menambah keyakinan.  Tekniknya bisa, misalnya, permintaan itu diletakkan di amplop, kalau sudah dikabulkan dibuka amplopnya.  Ini kelihatannya sepele, tetapi sangat efektif untuk membangun keyakinan.  Yang kecil-kecil pun perlu dimanage, oleh karena itu harus ada Manajemen Doa.  Doa-doa yang kecil itu dimanage sehingga bisa menjadi suatu kekuatan.  Karena jarang dimanage, akhirnya keyakinannya yang begitu-begitu saja. 

sumber: http://manajemensholat.com/pengajian-tematis/2007/pengajian-3-okt-2007/